Kamis, 04 Februari 2010

Langit-langit Kamar

Dialah langit-langit kamarku, yang menghakimiku sebelum seluruh organ tubuhku mematikan generatornya.
Juga tempat dimana kuadukan segala beban, gelisah maupun bahagiaku.
Seperti layar yang memutarkan potongan-potongan film yang kuperankan hari ini,,,inikah aku?aku tersenyum untuk setiap kebodohanku dari sejak aku terbangun hingga berada disini kembali.
Ya, ada orang aku buat jengkel, ada yang mencibirku, ada yang menertawakan, bahkan ada yang sakit hati karenaku.
Tapi ada jg beberapa org yang kubuat tersenyum, tertawa, dan tersipu.
Tak hanya itu, ujar langit-langitku.
Lihatlah kesalahan yang kau lakukan hari ini.
Batinku terdiam...menyaksikannya, ini tanganku, kakiku, mataku, mulutku, hati dan fikiranku, seolah tak menggunakan fungsinya dengan baik, banyak hal yang seharusnya tercipta,tapi aku tiadakan, ada yang seharusnya kuutamakan, tapi kubelakangkan, hal yang penting, tapi ku tak hiraukan, banyak hal yang aku tuhan-kan, padahal bukan itu pemberiku hidup, dan aku mengabaikan itu,setelah seluruh nikmat dan pertolongan penciptaku limpahkan.
Hatiku malu saat aku dihakimi untuk hal yang satu ini.



Kau adalah saksi atas setiap hariku, dalam semua musim dijiwaku. saat hujan dan kemarauku,saat mendung dan pelangiku.
Hingga saat salju membekukan aku.
Siapa lagi selain langit-langit kamarku yang menyaksikanku terbangun saat pagi menuntunku ke arah sang takdir, baik saat dikuasai hasrat ataupun keharusan.
Aku seperti kerdil yang menaruhkan hidupnya diatas keluasan takdir, terlalu banyak kesalahan yang menenggelamkanku perlahan dalam rawa-rawa waktu, tapi terlalu banyak kebetulan jg yang menyelamatkan aku.
Dan aku bersyukur untuk itu.



Lihat aku langit-langit kamarku.
Hanya kau saksi atas lelah,dan putus asaku, yang terkadang aku sembunyikan rapat-rapat dibalik kantong bajuku, tak ingin satupun menyaksikan kelemahanku.
Hanya kau saksi atas ketakutanku, akan hari esok, yang mungkin bisa meninggalkanku sendirian dalam kamar yang gelap, kita tak pernah tahu itu, yang pasti saat ini aku masih ingin melihatmu memegang erat lampu itu, agar aku tetap terang dan hangat, dan jangan pernah padamkan, kecuali aku sendiri yang memadamkan.



Langit-langit kamarku, engkaulah yang paling tahu siapa aku...bahkan ketika aku tidak mengenal diriku sendiri, tidak memahami inginku sendiri, saat semua org melihatku menari, bernyanyi dan tertawa diluar sana.
Padahal terkadang yang terjadi setelah itu adalah aku berlari,mengunci kamar, dan menangis di balik selimut itu.
Menumpahkan semua rasa sakitku tanpa bahasa, hingga hanya sunyi yang memahami bahasa yang diutarakan hatiku.
Kaulah cerminku, saat kutengadahkan wajahku, kau selalu membisikiku rasa percaya akan hari esok, bahwa kau selalu ada saat aku terbangun memulai hariku.
Ah,tak kuingkari,sesungguhnya sisi manusia-ku butuh selain kau yang menjadi pendengarku, yang menjadi semangatku, yang menghakimi-ku, membisikiku rasa percaya. Dan itu adalah sesuatu yang bernyawa.



Hari-hari yang kulewati seperti dinamika dalam lagu, yang mengalunkan nada dari lembut ke keras lalu kembali lembut, ada distorsi yang memekakkan, namun dituntun oleh alunan string dan piano yang manis, ada beat drum yang keras namun dihantarkan oleh harmoni bass yang menyeimbangkan,dan semuanya itu indah, jadi tidak ada alasan untukku berhenti bernyanyi pada dunia yang selalu mengajariku.



Dibawah langit-langit kamarku ini segala picisan tertuang, saat kucoba melerai diriku dari kata 'lebay', dan mencoba jujur.
Aku ingin terlelap tanpa diadili waktu, dan terbangun tanpa dipaksa hasrat.
Langit-langitku menutup layarnya perlahan seiring dengan kelopak mataku.
Selamat malam langit-langit kamarku.zzzzzz.....

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar