
Rendahkan jemawamu aphrodith, saat kuketuki langit,saat bermain dan kadang tersesat,melompati bintang,ke sudut orion,ke belakang ares,k pelataran cavela,,,lalu pandangi hatiku,tetap saja sbntuk tepian tak berujung,tempat sang warna metalic berkelip dan meredup.
Dan di telapak langit masih kubersiul tanpa lagu,menari tanpa gerak,dan menangis tanpa air mata,hingga sluruh peluh mengalir dan bermuara ke pangkal resah,,maafkan ak laut,ak hny slalu tak bs maklumi badai,sejujurny ak tak pandai ber-alibi,melerai derai menjadi damai,membuat genang menjadi gunung,membuat puisi menjadi basi...ah,hati,,,seperti buah yg blm matang tp terjatuh dr pohon,tak bs dsebut kecut,jg tak bs dsebut ranum.
Bumi terlalu bnyak alibi,tp langit terlalu penuh misteri ditengah keluasannya.tp di dunia ini hanya ada langit dan bumi...Tuhan,ak tak mw berucap lg kata 'lelah',terkdang sang 'lelah' menimbul tenggelamkan alibi,atw ak menunggu hingga ak kehabisan nafas dlu??.
Sudahlah aprodith,jgn jg menunggu lelahmu untuk tundukan sayapmu,jg tdk dgn alibi,karena harapan tak kan teraba,hanya terasa,saat mimpi,,,terbangun oleh siulan angin pagi.